Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pada pertengahan abad ke-20, manusia telah mencapai kecukupan teknologi untuk kali pertama meninggalkan atmosfer Bumi dan
menjelajahi ruang angkasa.
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup
manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan
prasejarah tentang kemampuan mengendalikan
api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan
roda
telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan
mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya
mesin cetak,
telepon, dan
Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap
komunikasi
dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala
global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai;
pengembangan
senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari
pentungan sampai
senjata nuklir.
Teknologi telah memengaruhi
masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki
ekonomi (termasuk
ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya
kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut
pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan dan merusak
Bumi dan
lingkungannya. Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi
nilai
suatu masyarakat dan teknologi baru seringkali mencuatkan
pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan
tentang
efisiensi
dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnynya
hanya menyangku permesinan, contoh lainnya adalah tantangan norma-norma
tradisional.
bahwa keadaan ini membahayakan lingkungan dan mengucilkan manusia; penyokong paham-paham seperti
transhumanisme dan
tekno-progresivisme
memandang proses teknologi yang berkelanjutan sebagai hal yang
menguntungkan bagi masyarakat dan kondisi manusia. Tentu saja, paling
sedikit hingga saat ini, diyakini bahwa pengembangan teknologi hanya
terbatas bagi umat manusia, tetapi kajian-kajian ilmiah terbaru
mengisyaratkan bahwa
primata lainnya dan komunitas
lumba-lumba tertentu telah mengembangkan alat-alat sederhana dan belajar untuk mewariskan pengetahuan mereka kepada keturunan mereka.
Definisi dan penggunaan
Penciptaan
mesin cetak telah memungkinkan para
ilmuwan dan
politisi mengomunikasikan gagasan-gagasan mereka secara lebih mudah, kunci pembuka bagi
Abad Pencerahan; sebuah contoh teknologi sebagai kekuatan budaya.
Penggunaan istilah 'teknologi' (
bahasa Inggris:
technology)
telah berubah secara signifikan lebih dari 200 tahun terakhir. Sebelum
abad ke-20, istilah ini tidaklah lazim dalam bahasa Inggris, dan
biasanya merujuk pada penggambaran atau pengkajian
seni berguna.
[1] Istilah ini seringkali dihubungkan dengan pendidikan teknik, seperti di
Institut Teknologi Massachusetts (didirikan pada tahun 1861).
[2] Istilah
technology mulai menonjol pada abad ke-20 seiring dengan bergulirnya
Revolusi Industri Kedua. Pengertian
technology berubah pada permulaan abad ke-20 ketika para ilmuwan sosial Amerika, dimulai oleh
Thorstein Veblen, menerjemahkan gagasan-gagasan dari konsep Jerman,
Technik, menjadi
technology. Dalam
bahasa Jerman dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, perbedaan hadir di antara
Technik dan
Technologie yang saat itu justru nihil dalam bahasa Inggris, karena kedua-dua istilah itu biasa diterjemahkan sebagai
technology. Pada dasawarsa 1930-an,
technology tidak hanya merujuk pada 'pengkajian' seni-seni industri, tetapi juga pada seni-seni industri itu sendiri.
[3] Pada tahun 1937, seorang sosiolog Amerika, Read Bain, menulis bahwa
technology
includes all tools, machines, utensils, weapons, instruments, housing,
clothing, communicating and transporting devices and the skills by which
we produce and use them ("teknologi meliputi semua alat, mesin,
aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, peranti
pengangkut/pemindah dan pengomunikasi, dan keterampilan yang
memungkinkan kita menghasilkan semua itu").
[4]
Definisi yang diajukan Bain masih lazim dipakai oleh kaum terpelajar
hingga saat ini, terkhusus ilmuwan sosial. Tetapi ada juga definisi yang
sama menonjolnya, yakni definisi teknologi sebagai sains terapan,
khususnya di kalangan para ilmuwan dan insinyur, meskipun sebagian besar
ilmuwan sosial yang mempelajari teknologi menolak definisi ini.
[5] Yang lebih baru, para kaum terpelajar telah meminjam dari para filsuf Eropa,
technique, untuk memperluas makna
technology ke berbagai macam bentuk nalar instrumental, seperti dalam karya
Foucault tentang
techniques de soi, yang diterjemahkan sebagai
technologies of the self atau
teknologi diri.
Kamus-kamus dan para sarjana telah memberikan berbagai macam definisi. Kamus
Merriam-Webster memberikan definisi "technology" sebagai
the practical application of knowledge especially in a particular area (terapan praktis pengetahuan, khususnya dalam ruang lingkup tertentu) dan
a capability given by the practical application of knowledge (kemampuan yang diberikan oleh terapan praktis pengetahuan).
[6] Ursula Franklin, dalam karyanya dari tahun 1989, kuliah "Real World of Technology", memberikan definisi lain konsep ini; yakni
practice, the way we do things around here (praktis, cara kita memperbuat ini semua di sekitaran sini).
[7] Istilah ini seringkali digunakan untuk mengimplikasikan suatu lapangan teknologi tertentu, atau untuk merujuk
teknologi tinggi atau sekadar
elektronik konsumen, bukannya teknologi secara keseluruhan.
[8] Bernard Stiegler, dalam
Technics and Time, 1, mendefinisikan
technology dalam dua cara: sebagai
the pursuit of life by means other than life (pencarian kehidupan, dalam artian lebih dari sekadar hidup), dan sebagai
organized inorganic matter (zat-zat anorganik yang tersusun rapi).
[9]
Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda
maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan
pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi
merujuk pada alat dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah-masalah di dunia nyata. Ia adalah istilah yang mencakupi banyak
hal, dapat juga meliputi alat-alat sederhana, seperti
linggis atau
sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit, seperti
stasiun luar angkasa atau
pemercepat partikel. Alat dan mesin tidak mesti berwujud benda; teknologi virtual, seperti
perangkat lunak dan
metode bisnis, juga termasuk ke dalam definisi teknologi ini.
[10]
Kata "teknologi" juga digunakan untuk merujuk sekumpulan
teknik-teknik. Dalam konteks ini, ia adalah keadaan pengetahuan manusia
saat ini tentang bagaimana cara untuk memadukan sumber-sumber, guna
menghasilkan produk-produk yang dikehendaki, menyelesaikan masalah,
memenuhi kebutuhan, atau memuaskan keinginan; ia meliputi metode teknis,
keterampilan, proses, teknik, perangkat, dan bahan mentah. Ketika
dipadukan dengan istilah lain, seperti "teknologi medis" atau "teknologi
luar angkasa", ia merujuk pada keadaan pengetahuan dan perangkat
disiplin pengetahuan masing-masing. "Teknologi state-of-the-art"
(teknologi termutakhir, sekaligus tercanggih) merujuk pada teknologi
tinggi yang tersedia bagi kemanusiaan di ranah manapun.
Teknologi dapat dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah kebudayaan.
[11]
Selain itu, teknologi adalah terapan matematika, sains, dan berbagai
seni untuk faedah kehidupan seperti yang dikenal saat ini. Sebuah contoh
modern adalah bangkitnya teknologi
komunikasi,
yang memperkecil hambatan bagi interaksi sesama manusia, dan sebagai
hasilnya, telah membantu melahirkan sub-sub kebudayaan baru; bangkitnya
budaya dunia maya yang berbasis pada perkembangan
Internet dan
komputer.
[12] Tidak semua teknologi memperbaiki budaya dalam cara yang kreatif; teknologi dapat juga membantu mempermudah
penindasan politik dan peperangan melalui alat seperti
pistol atau
bedil. Sebagai suatu kegiatan budaya, teknologi memangsa
ilmu dan
rekayasa, yang masing-masing memformalkan beberapa aspek kerja keras teknologis.
Ilmu, rekayasa, dan teknologi
Perbedaan antara
ilmu,
rekayasa, dan teknologi tidaklah selalu jelas. Ilmu adalah penyelidikan
bernalar atau pengkajian
fenomena,
ditujukan untuk menemukan prinsip-prinsip yang melekat di antara
unsur-unsur dunia fenomenal dengan membekerjakan teknik-teknik
formal seperti
metode ilmiah.
[13] Teknologi tidak mesti hasil ilmu semata-mata, oleh karena teknologi harus memenuhi persyaratan seperti
utilitas,
kebergunaan, dan
keselamatan.
Rekayasa adalah proses berorientasi tujuan dari perancangan dan
pembuatan peralatan dan sistem untuk mengeksploitasi fenomena alam dalam
konteks praktis bagi manusia, seringkali (tetapi tidak selalu)
menggunakan hasil-hasil dan teknik-teknik dari ilmu. Pengembangan
teknologi dapat dilukiskan pada banyak ranah pengetahuan, termasuk
pengetahuan ilmiah, rekayasa,
matematika,
linguistika, dan
sejarah, guna mencapai suatu hasil yang praktis.
Teknologi seringkali merupakan konsekuensi dari ilmu dan rekayasa —
meskipun teknologi sebagai kegiatan manusia seringkali justru mendahului
kedua-dua ranah tersebut. Misalnya, ilmu dapat mengkaji aliran
elektron di dalam
penghantar listrik,
dengan menggunakan peralatan dan pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
Pengetahuan yang baru ditemukan ini kemudian dapat digunakan oleh para
insinyur dan teknisi untuk menciptakan peralatan dan mesin-mesin baru,
seperti
semikonduktor,
komputer,
dan bentuk-bentuk teknologi tingkat lanjut lainnya. Dalam cara pandang
seperti ini, para ilmuwan dan rekayasawan kedua-duanya dapat dipandang
sebagai "teknolog"; ketiga-tiga ranah ini seringkali dapat dipandang
sebagai satu untuk tujuan penelitian dan referensi.
[14]
Hubungan pasti antara ilmu dan teknologi secara khusus telah
diperdebatkan oleh para ilmuwan, sejarawan, dan pembuat kebijakan pada
penghujung abad ke-20, sebagiannya karena debat dapat mengabarkan
pembiayaan ilmu dasar dan ilmu terapan. Dalam kebangkitan setelah
Perang Dunia II,
misalnya, di Amerika Serikat terdapat anggapan yang meluas bahwa
teknologi hanyalah "ilmu terapan" dan untuk mendanai ilmu dasar adalah
dengan cara menuai hasil-hasil teknologi pada waktunya. Artikulasi
filsafat ini dapat ditemukan secara eksplisit di dalam risalah yang
ditulis
Vannevar Bush mengenai kebijakan ilmu pascaperang,
Science—The Endless Frontier:
"Produk-baru, industri baru, dan lebih banyak lapangan kerja memerlukan
tambahan pengetahuan sinambung akan hukum-hukum alam... Pengetahuan
baru yang esensial ini dapat diperoleh hanya melalui penelitian ilmiah
dasar." Tetapi, pada akhir dasawarsa 1960-an, pandangan ini muncul
dilatarbelakangi oleh serangan langsung, memimpin ke arah berbagai
inisiatif untuk mendanai ilmu untuk tujuan tertentu (inisiatif-inisiatif
ini ditolak oleh komunitas ilmiah). Isu tersebut masih
diperdebatkan—meskipun sebagian besar analis menolak model bahwa
teknologi hanyalah hasil dari penelitian ilmiah.
[15][16]
Sejarah
Perkembangan teknologi berlangsung secara
evolutif.
[17] Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasil
kebudayaan telah nampak
berorientasi menuju bidang teknologi.
[17]
Secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode
rasional
yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu,
atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni.
[17] Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul
Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (
Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical).
[17]
Kemajuan
Tak dapat dipungkiri jika kemajuan teknologi masa kini berkembang
sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi
yang telah dibuat di dunia ini. Dari hingga yang sederhana, hingga yang
menghebohkan dunia.
Sebenarnya Teknologi sudah ada sejak jaman dahulu, yaitu jaman romawi
kuno. Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus
berevolusi hingga sekarang. Hingga menciptakan obyek-obyek, teknik yang
dapat membantu manusia dalam pengerjaan sesuatu lebih efisien dan cepat.
Salah satunya adalah seperti yang ada di Indonesia, yaitu fenomena
mobil esemka yang diciptakan beberapa sekolah di Solo. Telah membuat
inovasi mobil Nasional untuk Indonesia. Selain itu juga, ada di Sidoarjo
yang memproduksi kapal laut untuk kebutuhan melaut.
Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan
metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas
tradisional seperti
bercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah.
[18]
Ada tiga
klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu :
[18]
- Kemajuan teknologi yang bersifat netral (bahasa Inggris: neutral technological progress)
Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.
- Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (bahasa Inggris: labor-saving technological progress)
Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak
ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga
kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda
hingga jembatan.
- Kemajuan teknologi yang hemat modal (bahasa Inggris: capital-saving technological progress)
Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir
semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di
negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja,
bukan modalnya.
Pengalaman di berbagai
negara berkembang menunjukan bahwa adanya campur tangan langsung secara berlebihan, terutama berupa
peraturan pemerintah yang terlampau ketat, dalam pasar teknologi asing justru menghambat
arus teknologi asing ke negara-
negara berkembang.
[19]
Kemajuan teknologi memang sangat penting untuk kehidupan manusia
jaman sekarang. Karena teknologi adalah salah satu penunjang kemajuan
manusia. Di banyak belahan masyarakat, teknologi telah membantu
memperbaiki ekonomi, pangan, komputer, dan masih banyak lagi.
Di lain pihak suatu kebijaksanaan 'pintu yang lama sekali terbuka'
terhadap arus teknologi asing, terutama dalam bentuk penanaman
modal asing
(PMA), justru menghambat kemandirian yang lebih besar dalam proses
pengembangan kemampuan teknologi negara berkembang karena ketergantungan
yang terlampau besar pada pihak
investor asing, karena merekalah yang melakukan segala upaya teknologi yang sulit dan rumit.
[19]
Ini menjadi bukti bahwa memang teknologi sudah menjadi kebutuhan dan
merata di setiap sektor kehidupan manusia. Terlebih setelah adanya
penemuan komputer dan laptop, yang sekarang hampir semua pekerjaan
manusia memiliki hubungan dengan komputer ataupun laptop. Sehingga
pantas jika komputer adalah penemuan yang paling mutakhir dan yang
paling berpengaruh pada kehidupan manusia.
Referensi
- ^ For ex., George Crabb, Universal
Technological Dictionary, or Familiar Explanation of the Terms Used in
All Arts and Sciences, Containing Definitions Drawn From the Original
Writers, (London: Baldwin, Cradock and Joy, 1823), s.v. "technology."
- ^ Julius Adams Stratton and Loretta H. Mannix, Mind and Hand: The Birth of MIT (Cambridge: MIT Press, 2005), 190-92. ISBN 0-262-19524-0.
- ^ Eric Schatzberg, "Technik Comes to America: Changing Meanings of Technology Before 1930," Technology and Culture 47 (July 2006): 486-512.
- ^ Read Bain, "Technology and State Government," American Sociological Review 2 (December 1937): 860.
- ^ Donald A. MacKenzie and Judy Wajcman, "Introductory Essay" in The Social Shaping of Technology, 2nd ed. (Buckingham, England : Open University Press, 1999) ISBN 0-335-19913-5.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama mwdict
- ^ Franklin, Ursula. "Real World of Technology". House of Anansi Press. Diakses 2007-02-13.
- ^ "Technology news". BBC News. Diakses 2006-02-17.
- ^ Stiegler, Bernard (1998). Technics and Time, 1: The Fault of Epimetheus. Stanford University Press. hlm. 17, 82. ISBN 0-8047-3041-3 . Stiegler lebih terkemudian menyatakan bahwa biotechnology (bioteknologi) tidak lagi dapat didefinisikan sebagai "organized inorganic matter", given that it is, rather, "the reorganization of the organic" ('zat-zat anorganik yang tersusun rapi', melainkan 'penyusunan kembali zat-zat organik'). Stiegler, Bernard (2008). L'avenir du passé: Modernité de l'archéologie. La Découverte. hlm. 23. ISBN 2-7071-5495-4.
- ^ "Industry, Technology and the Global Marketplace: International Patenting Trends in Two New Technology Areas". Science and Engineering Indicators 2002. National Science Foundation. Diakses 2007-05-07.
- ^ Borgmann, Albert (2006). "Technology as a Cultural Force: For Alena and Griffin" (fee required). The Canadian Journal of Sociology 31 (3): 351–360. doi:10.1353/cjs.2006.0050. Diakses 2007-02-16.
- ^ Macek, Jakub. "Defining Cyberculture". Diakses 2007-05-25.
- ^ "Science". Dictionary.com. Diakses 2007-02-17.
- ^ "Intute: Science, Engineering and Technology". Intute. Diakses 2007-02-17.
- ^ Wise, George (1985). "Science and Technology". Osiris (2nd Series) 1: 229–246.
- ^ Guston, David H. (2000). Between politics and science: Assuring the integrity and productivity of research. New York: Cambridge University Press. ISBN 0-521-65318-5.
- ^ a b c d Imam Sukardi, "Pilar Islam Bagi Pluralisme Modern", Tiga Serangkai, 2003, 9796684055, 9789796684052.
- ^ a b "Pembangunan Ekonomi, Edisi 9, Jilid 1", Erlangga, 9790158149, 9789790158146.
- ^ a b Isei,
"Pemikiran Dan Permasalahan Ekonomi Di Indonesia Dalam Setengah Abad
Terakhir 4", Kanisius, 2005, 979211212X, 9789792112122.